TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Program dan Berita TVRI Apni Jaya Putra menjelaskan ihwal posisi kerja sama lembaga penyiaran publik itu dengan Mola TV terkait pembelian hak siar Liga Primer Inggris. Apni mengatakan pembelian tersebut berlangsung pada pertengahan 2019.
"Pembelian hak siar Liga Inggris ini sebagai etalase supaya masyarakat menonton TVRI," ujar Apni saat dihubungi Tempo pada Sabtu, 18 Januari 2020.
Menurut Apni, lembaganya membeli tayangan kepada Mola TV karena televisi itu merupakan pemegang hak siar Liga Inggris. Adapun dalam proses tawar-menawar pembelian hak siar, Mola TV bersepakat memberikan nilai kerja sama di bawah harga industri.
Apni menyebut, Mola TV ingin turut membesarkan TVRI melalui tayangan liga dunia. Dengan memberikan hak siar kepada televisi nasional, Mola TV juga telah memperoleh exposure atau sorotan yang lebih tinggi ketimbang saat mereka memberikan hak siarnya kepada televisi swasta.
Namun ihwal nilai pembelian hak siar ini, Apni tak dapat menjelaskannya. Ia mengatakan harus menghormati kesepakatan bisnis antara TVRI dan Mola TV. Apni hanya menerangkan bahwa lembaganya memperoleh return atau pengembalian dana dengan nilai US$ 1 juta dalam bentuk iklan atas kerja sama yang dijalin itu.
TVRI mulai menayangkan siaran Liga Primer Inggris pada pertengahan 2019 lalu. Lembaga penyiaran publik itu memperoleh hak siar selama 1 tahun (empat musim) dari Mola TV.
Hak siar program ini masih akan berlangsung sampai Mei mendatang. Adapun program Liga Primer Inggris ditayangkan pada Sabtu dan Minggu setiap pekan. Sebelum TVRI, hak siar Liga Inggris sebelumnya dimiliki oleh MNC.
Upaya pembelian hak siar Liga Primer Inggris oleh TVRI sebelumnya dipersoalkan Dewan Pengawas lembaga penyiaran publik tersebut. Pembelian hak siar ini juga menjadi salah satu penyebab pemberhentian Direktur Utama TVRI Helmy Yahya.
Dewan Pengawas TVRI menilai Helmy tidak mampu menjelaskan ihwal pembelian program Liga Inggris. Selanjutnya, pembelian program itu dianggap tak sesuai dengan tertib administrasi anggaran TVRI.